PSM Makassar adalah klub kebanggaan masyarakat Kota Makassar. Masih sama dengan musim sebelumnya, PSM tetap kembali menjadi kekuatan di kompetisi Shopee Liga 1 Indonesia musim 2019. Tim dengan julukan “Pasukan Ramang” ini memang melakukan sejumlah perubahan untuk membayar kegagalan pada musim sebelumnya.
Pada musim 2018, skuad “Pasukan Ramang” harus mengakhiri kompetisi dengan finish di urutan 2 klasemen akhir Liga 1 Indonesia. PSM harus mengubur mimpinya meraih gelar juara Liga 1 Indonesia hingga pekan terakhir. PSM hanya berjarak 1 poin dari skuad “Macan Kemayoran” Persija Jakarta yang meraih gelar juara Liga 1 Indonesia musim 2018.
Kekalahan 3 gol tanpa balas atas Persebaya Surabaya di Gelora Bung Tomo – Surabaya pada matchday pamungkas menjadi penyebab utama. 3 gol Pahabol, David Silva dan Fandry Imbiri membuat PSM yang diasuh saat itu diasuh oleh Robert Rene Albert harus mengubur mimpinya dalam-dalam.
PSM mengakhiri kompetisi musim 2018 dengan mengoleksi 61 poin dari total 34 pekan Liga 1 Indonesia. Ferdinand Sinaga dkk. mampu meraih 17 kemenangan, 10 imbang dan 7 kali kalah. PSM juga merupakan tim paling produktif di musim ini dengan 57 kali membobol gawang lawan Akan tetapi, PSM harus kebobolan 42 gol sepanjang kompetisi (+15).

Perombakan Skuad Demi Membayar Kegagalan
Berita liga Indonesia, PSM mendatangkan sejumlah pemain baru untuk mengarungi musim baru 2019. Setidaknya ada 2 pemain asing yang didatangkan oleh klub kebanggaan masyarakat Makassar ini. Adalah Eero Markkanen dari Dalkurd (Finlandia) dan Aaron Michael Evans (Australia) yang pada musim sebelumnya salah satu pemain pilar Barito Putera.
Selain pemain asing, PSM juga mendatangkan beberapa pemain-pemain lokal berkualitas. Diantaranya adalah Muhammad Taufik Hidayat (Bali United), Bayu Gatra (Madura United), Hery Prasetyo (Madura United), Munhar (Madura United) dan Beny Wahyudi (Madura United).
Tidak hanya mendatangkan pemain-pemain baru, PSM juga melepas beberapa pemain mereka. Diantaranya adalah Steven Paulle (Persija), Sandro (Wofoo), Heri Susanto (Persija) dan Wasyiat Hasbulla (Kalteng Putra).
Formasi dan Gaya Bermain PSM
Berbeda dengan gaya bermain pelatih sebelumnya, dimana Robert Rene Albert sering menerapkan skema 4-2-3-1. Di bawah arahan Darijie Kalezic, PSM tampil sedikit lebih offensive. Pelatih 49 tahun berpaspor Bosnia-Herzegovina ini menggunakan skema 4-3-3.
Di posisi penjaga gawang, PSM tetap akan mengadalkan Hilman Syah. Sementara Abdul Rahman dan Aaron Michael Evans akan menjadi 2 central defender PSM. Posisi Full Back atau Bek Sayap PSM diisi oleh Asnawi Mangkualam Bahar dan pemain baru Benny Wahyudi.

Trio lini tengah PSM akan diisi oleh Marc Klok – Wiljan Pluim – Muhammad Arfan. Ketiga pemain akan bertugas menjaga keseimbangan tim PSM ketika menyerang dan bertahan. Marc Klok dan Wiljan Pluim akan bertugas sebagai kreator serangan utama PSM musim 2019. Sementara Muhammad Arfan akan bertugas sebagai gelandang “Box to Box” atau pengangkut air.
Sektor trisula depan PSM akan diisi oleh M. Rahmat – Bayu Gatra – Guy Junior. Kecepatan M. Rahmat dan Bayu Gatra akan sangat diandalkan untuk membongkar ketatnya pertahanan lawan. Dan Guy Junior mempunyai peran sebagai “Target Man” PSM. Pemain 32 tahun berpaspor Kamerun ini sukses mengoleksi 8 gol dari total 31 penampilan sepanjang musim 2018. Dan pada kompetisi Shopee Liga 1 Indonesia 2019, Guy Junior sudah menciptakan 2 gol dari total 5 penampilan.
Salah satu alasan PSM selalu menjadi tim kandidat juara setiap musim adalah ciri khas gaya bermain yang diterapkan. Skuad “Pasukan Ramang” selalu menampilkan permainan keras dan juga cepat. Performa ini terasa begitu lengkap karena dikombinasikan dengan skill tingkat tinggi para pemain PSM.
“Pasukan Ramang” juga dikenal sangat tangguh dan tidak cengeng terhadap kondisi lapangan. Didukunga dengan system regenerasi yang terus berlanjutan membuat performa PSM terus konsisten setiap musim. Tim ini juga mampu melahirkan sejumlah pemain bintang dan menjadi andalan Timnas Indonesia.

Sejarah Panjang Skuad “Pasukan Ramang”
Sejak era-Galatama, PSM merupakan salah satu tim kandidat kuat juara Liga 1 Indonesia. Tim ini juga mempunyai performa yang sangat konsisten setiap musim. Meskipun begitu, PSM baru sukses merengkuh mahkota gelar juara Liga Indonesia pada musim 2000 lalu. Sisanya, PSM 5 kali finis di tempat ke-2 yaitu pada musim 2001, 2003, 1995/1996, 2004 dan terakhir 2018 lalu.
Di kancah Internasional, PSM pernah 1 kali tampil di ajang Piala Winner. PSM juga telah 3 kali tampil di ajang Champions League Asia. Bahkan tim ini juga pernah menjadi tuan rumah fase Perempat Final Champions League Asia tahun 2000 lalu. Hal ini adalah untuk pertama kalinya bagi Indonesia tampil sebagai tuan rumah Perempat Final Champions League Asia yang diisi oleh tim-tim kawasan Asia Timur yakni : Shandong Luneng Taishan wakil China, Jubilo Iwata dari Jepang dan terakhir adalah Suwon Samsung Bluewings tim dari Korea.
Kesuksesan besar inilah yang membuat PSM memiliki basis supporter luar biasa. Tim yang juga dijuluki “Ayam Jantan Timur” ini mempunyai 24 kelompok supporter. Mulai dari The Macz Man, Karebosi, Suporter PKC, Cumi-Cumi, KVS Zaiger, Suporter Hasanudin, Mappanyuki dan banyak lagi.
Di musim ini, PSM Makassar menempati urutan 6 dengan perolehan 13 poin dari 6 pertandingan. Atau hanya berjarak 6 poin dari TIRA-KABO di posisi puncak yang sudah tampil 9 kali.