Hampir setiap hari truk sampah membawa muatannya. Kebanyakan sampah ini dibiarkan di tempat pembuangan. Padahal, sampah ini bisa dimanfaatkan dengan hasil menjanjikan.
Pasar daur ulang plastik di Indonesia sebenarnya memiliki prospek yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, kebutuhan akan bahan baku plastik Nasional mencapai kurang lebih 7,23 juta ton per tahunnya. Semua itu untuk memenuhi kebutuhan plastik Nasional.
Sebagian besar penggunaan bahan baku plastik ini diserap untuk kebutuhan pembuatan kemasan. Ada sekitar 2,90 juta atau sekitar 40% dari total konsumsi bahan baku plastik. Penggunaan bahan baku plastik terbesar kedua dan ketiga berasal dari penggunaan pada sektor rumah tangga. Ada setidaknya 20%. Setelah itu disusul sektor bangunan sebesar 15%.
Permasalahan dalam Industri Daur Ulang Sampah
Ada hal yang patut disayangkan dalam industri daur ulang sampah plastik. Pasalnya sebagian besar kebutuhan bahan baku plastik masih di pasok oleh importasi bahan baku dari luar negeri. Padahal setidaknya ada sekitar 600 industri besar dan 700 industri kecil yang bermain pada sektor industri daur ulang plastik.
Meskipun demikian, persentase pengelolaan daur ulang yang ada terbilang masih sangat rendah. Menurut catatan Kemenperin, dari 7,23 konsumsi bahan baku plastik dalam setahun, hanya 914 ribut atau sekitar 12,6% saja yang di daur ulang.
Hal ini disebabkan masih cukup banyak hambatan dalam pengelolaan sampah plastik daur ulang. Infrastruktur pengelolaan sampah daur ulang yang ada saat ini dinilai masih belum bisa merata. Bahkan tidak hanya itu saja, kota besar seperti Jakarta saja masih memiliki kekurangan prasarana yang dibutuhkan untuk pengolahannya.
Untuk prasarana truk saja misalnya. Jenis truk sampah yang ada masih cukup terbatas. Maka dari itu, sampah plastik yang sebelumnya sudah dipisahkan, pada akhirnya tetap tercampur dengan sampah-sampah organik pada saat diangkut truk pengangkut sampah.
Jika sampah plastik sudah tercampur dengan sampah organik, biaya pengolahannya pun menjadi lebih mahal. Sebab butuh dipersihkan terlebih dahulu sebelum sampah plastik diolah dan di daur ulang.
Padahal potensi impor substansi impor bahan baku yang ada terbilang cukup besar. Ada setidaknya 3,66 ton atau setara dengan US$ 6,16 miliar. Itupun belum termasuk potensi ekspor bahan baku sebagai dampak ditutupnya industri daur ulang plastik di China yang memiliki kapasitas 9 ton per tahun.
Padahal potensi impor substitusi impor bahan baku yang ada terbilang besar, yakni sebesar 3,66 juta ton atau setara dengan sekitar US$ 6,16 miliar. Ini masih belum termasuk potensi ekspor bahan baku sebagai dampak dari ditutupnya industri daur ulang plastik di Cina yang kapasitasnya 9 juta ton per tahun.
Meskipun seperti itu, tampaknya tidak serta-merta menghambat ketertarikan para pelaku industri. Utamanya untuk memanfaatkan konsep ekonomi sirkuler dengan mulai mendaur ulang produk kemasan yang digunakan.
Proyek Pengelolaan Sampah Plastik
Ada rencana yang cukup menarik dari Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment/PRAISE atau Asosiasi Kemasan dan Daur Ulang. Mereka berencana untuk melakukan proyek pengelolaan sampah plastik berkelanjutan hingga 2030 mendatang.
Rencananya asosiasi yang beranggotakan enam pelaku industri barang konsumer (Nestle, Unilever, Coca Cola, Indofood, Tetra Pak, dan Danone) ini akan membentuk organisasi yang diberi nama Packaging Recovery Organization atau PRO.
Organisasi yang beranggotakan pada ahli daur ulang ini nantinya akan diberikan misi khusus. Misi utamanya adalah menghubungkan mata rantai value chain pengelolaan sampah plastik tersebut. Sementara itu untuk tahap awal, pada tahun 2020 ini PRO akan melakukan study pengelolaan sampah di dua kota dengan karakteristik yang berbeda guna mencapai metode pendekatan terbaik.
Truk yang Cocok untuk Angkut Sampah
Kendaraan besar seperti halnya truk memang memiliki banyak kebisaan untuk mendukung berbagai kebutuhan. Salah satunya adalah mengangkut sampah atau limbah. Atau yang dikenal dengan nama truk sampah.
Untuk kebutuhan ini, sebenarnya ada beberapa jenis truk yang bisa dipilih. Namun umumnya truk engkel yang biasa digunakan sebagai truk pengangkut sampah di sejumlah daerah yang ada di Indonesia. Sayangnya, kelemahan dari truk engkel adalah baknya yang terbuka. Selain baunya menyengat, sampah yang diangkut sering jatuh dan beterbangan.
Pada dasarnya, tipe truk yang cocok untuk mengangkut sampah adalah truk yang berbak tertutup. Contohnya saja berbagai jenis truk sampah yang ada di Freight dispatch service agency. Dengan demikian, baik sampah maupun aromanya tidak mengganggu.
Beberapa truk yang bisa mendukung kebutuhan ini adalah jenis truk compactor, typer, dan arm roll. Selain itu, jenis truk dengan low entry cab juga bisa memudahkan pekerjaan pengangkutan sampah. Alasannya pengemudi bisa keluar masuk truk sampah dengan mudah.